Showing posts with label Agus Mustofa. Show all posts
Showing posts with label Agus Mustofa. Show all posts

Sunday, July 13, 2014

Terpesona di Sidratul Muntaha

Agus Mustofa - Hallo sahabat Download PDf Gratis, Silahkan anda share atau download secara gratis Agus Mustofa, Semua Ebook ini Kami Share kepada Anda Secara Gratis

Terpesona di Sidratul Muntaha
Terpesona di Sidratul Muntaha

lihat juga


Agus Mustofa

imagebam.comDownload (PDF)
| DropBox4shared | Box |

Download (EPUB)
| DropBox4sharedBox |

Benarkah Rasulullah saw melakukan perjalanan malam itu dengan naik buraq:kuda bersayap?bagaimana sains modern melihat peristiwa dahsyat itu?bagaimana badan rasulullah bisa berubah menjadi cahaya,dan melintasi dimensi-dimensi langit sampai
di dekat surga?.Agfus mustofa mengajak kita untuk terpesona di sidratul muntaha.

Dalam buku ini diceritakan bahwa Tiga Dimensi adalah ruang suatu obyek. Saya masih ingat ketika belajar matematika geometri dulu, tiga dimensi memiliki koordinat x, y dan z, dimana perpindahan suatu obyeknya, ditandai pergerakan koordinat x, y dan z. Manusia sebagai obyek tiga dimensi dapat bergerak kedalam tiga arah, depan-belakang, kanan-kiri dan atas-bawah.

Dimensi yang lebih sederhana adalah dua dimensi. Sebuah bayangan, adalah contoh sederhana obyek dua dimensi, dimana ruang obyek dua dimensi terbatas pada koordinat x dan y saja. Jika bayangan adalah suatu makhluk maka pergerakannya dapat dirasakan oleh dunia bayangan. Jika manusia sebagai makhluk tiga dimensi hadir dalam dimensi bayangan, maka ketika manusia menggunakan pergerakan yang tidak dimiliki dunia bayangan maka bayangan tidak akan dapat melihat manusia .

Ini adalah gambaran Agus Mustofa, mengapa manusia tidak dapat melihat jin, karena jin berada pada dimensi ke empat yaitu langit kedua. “Bagi Dunia manusia, alam jin adalah alam ghaib. Jin bisa melihat manusia, sebaliknya manusia tidak bisa melihat jin. Namun jin bukanlah tahu-segala-galanya. Sebab, ia hanya tahu tentang langit kedua yang memang dihuninya, ditambah dunianya manusia yang dimensinya lebih rendah. Langit ketiga adalah alam ghaib bagi jin.“

Bangsa Jin di langit kedua, terkadang mencuri informasi dari langit yang lebih tinggi. Hal ini yang memungkinkan manusia ‘mengagungkan’ bangsa jin dengan keparanormalnya. Tahukah anda, bahwa ketika jin mencuri informasi, mereka dikejar oleh semburan api seperti disebutkan dalam Alqur’an QS:15;18 “Ketika Setan mencuri-curi berita yang dapat didengar dari malaikat lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.“

Secara lengkap, langit dan dimensi dapat dipaparkan demikian: Langit pertama berdimensi tiga, langit kedua berdimensi empat, langit ketiga berdimensi lima, langit keempat berdimensi enam, langit kelima berdimensi tujuh, langit keenam berdimensi delapan dan langit ketujuh berdimensi sembilan.

Agus Mustofa bertutur, Langit ketiga (dimensi lima) sampai dengan langit ketujuh (dimensi sembilan) dihuni oleh para arwah . Hal ini terbukit ketika Rasulullah SAW melakukan mi’raj ke langit ketujuh, beliau sempat bertemu dengan Nabi/rasul di masing-masing tingkatan langit sesuai dengan maqamnya (kesuciannya). Arwah orang-orang yang mencintai dunia berada pada tingkatan yang rendah, karena cintanya pada hal-hal duniawi membuatnya sulit mencapai tingkatan langit yang lebih tinggi.

Dengan demikian, perjalanan Rasulullah bersama Malaikat Jibril ke langit ke tujuh sangat mungkin merupakan perjalanan lintas dimensi. Dari dimensi tiga , berpindah bersama Jibril sampai dimensi ke 9, dari langit pertama sampai langit ketujuh. Rasulullah akhirnya mencapai dimensi ke 9 , langit ke tujuh yang disebut dengan “SIDRATUL MUNTAHA”.

Luasnya akhirat, digambarkan oleh Rasulullah sbb.: “Perbandingan antara Dunia dan Akhirat adalah seperti air samudera, celupkan jarimu ke samudera, maka, setetes air yang ada dijarimu itu adalah dunia, sedangkan air samudera yang sangat luas adalah akhirat.“


Subhanallah..!

Sumber

imagebam.comDownload (PDF)
| DropBox4shared | Box |

Download (EPUB)
| DropBox4sharedBox |

Benarkah Rasulullah saw melakukan perjalanan malam itu dengan naik buraq:kuda bersayap?bagaimana sains modern melihat peristiwa dahsyat itu?bagaimana badan rasulullah bisa berubah menjadi cahaya,dan melintasi dimensi-dimensi langit sampai
di dekat surga?.Agfus mustofa mengajak kita untuk terpesona di sidratul muntaha.

Dalam buku ini diceritakan bahwa Tiga Dimensi adalah ruang suatu obyek. Saya masih ingat ketika belajar matematika geometri dulu, tiga dimensi memiliki koordinat x, y dan z, dimana perpindahan suatu obyeknya, ditandai pergerakan koordinat x, y dan z. Manusia sebagai obyek tiga dimensi dapat bergerak kedalam tiga arah, depan-belakang, kanan-kiri dan atas-bawah.

Dimensi yang lebih sederhana adalah dua dimensi. Sebuah bayangan, adalah contoh sederhana obyek dua dimensi, dimana ruang obyek dua dimensi terbatas pada koordinat x dan y saja. Jika bayangan adalah suatu makhluk maka pergerakannya dapat dirasakan oleh dunia bayangan. Jika manusia sebagai makhluk tiga dimensi hadir dalam dimensi bayangan, maka ketika manusia menggunakan pergerakan yang tidak dimiliki dunia bayangan maka bayangan tidak akan dapat melihat manusia .

Ini adalah gambaran Agus Mustofa, mengapa manusia tidak dapat melihat jin, karena jin berada pada dimensi ke empat yaitu langit kedua. “Bagi Dunia manusia, alam jin adalah alam ghaib. Jin bisa melihat manusia, sebaliknya manusia tidak bisa melihat jin. Namun jin bukanlah tahu-segala-galanya. Sebab, ia hanya tahu tentang langit kedua yang memang dihuninya, ditambah dunianya manusia yang dimensinya lebih rendah. Langit ketiga adalah alam ghaib bagi jin.“

Bangsa Jin di langit kedua, terkadang mencuri informasi dari langit yang lebih tinggi. Hal ini yang memungkinkan manusia ‘mengagungkan’ bangsa jin dengan keparanormalnya. Tahukah anda, bahwa ketika jin mencuri informasi, mereka dikejar oleh semburan api seperti disebutkan dalam Alqur’an QS:15;18 “Ketika Setan mencuri-curi berita yang dapat didengar dari malaikat lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.“

Secara lengkap, langit dan dimensi dapat dipaparkan demikian: Langit pertama berdimensi tiga, langit kedua berdimensi empat, langit ketiga berdimensi lima, langit keempat berdimensi enam, langit kelima berdimensi tujuh, langit keenam berdimensi delapan dan langit ketujuh berdimensi sembilan.

Agus Mustofa bertutur, Langit ketiga (dimensi lima) sampai dengan langit ketujuh (dimensi sembilan) dihuni oleh para arwah . Hal ini terbukit ketika Rasulullah SAW melakukan mi’raj ke langit ketujuh, beliau sempat bertemu dengan Nabi/rasul di masing-masing tingkatan langit sesuai dengan maqamnya (kesuciannya). Arwah orang-orang yang mencintai dunia berada pada tingkatan yang rendah, karena cintanya pada hal-hal duniawi membuatnya sulit mencapai tingkatan langit yang lebih tinggi.

Dengan demikian, perjalanan Rasulullah bersama Malaikat Jibril ke langit ke tujuh sangat mungkin merupakan perjalanan lintas dimensi. Dari dimensi tiga , berpindah bersama Jibril sampai dimensi ke 9, dari langit pertama sampai langit ketujuh. Rasulullah akhirnya mencapai dimensi ke 9 , langit ke tujuh yang disebut dengan “SIDRATUL MUNTAHA”.

Luasnya akhirat, digambarkan oleh Rasulullah sbb.: “Perbandingan antara Dunia dan Akhirat adalah seperti air samudera, celupkan jarimu ke samudera, maka, setetes air yang ada dijarimu itu adalah dunia, sedangkan air samudera yang sangat luas adalah akhirat.“


Subhanallah..!

Sumber

imagebam.comDownload (PDF)
| DropBox4shared | Box |

Download (EPUB)
| DropBox4sharedBox |

Benarkah Rasulullah saw melakukan perjalanan malam itu dengan naik buraq:kuda bersayap?bagaimana sains modern melihat peristiwa dahsyat itu?bagaimana badan rasulullah bisa berubah menjadi cahaya,dan melintasi dimensi-dimensi langit sampai
di dekat surga?.Agfus mustofa mengajak kita untuk terpesona di sidratul muntaha.

Dalam buku ini diceritakan bahwa Tiga Dimensi adalah ruang suatu obyek. Saya masih ingat ketika belajar matematika geometri dulu, tiga dimensi memiliki koordinat x, y dan z, dimana perpindahan suatu obyeknya, ditandai pergerakan koordinat x, y dan z. Manusia sebagai obyek tiga dimensi dapat bergerak kedalam tiga arah, depan-belakang, kanan-kiri dan atas-bawah.

Dimensi yang lebih sederhana adalah dua dimensi. Sebuah bayangan, adalah contoh sederhana obyek dua dimensi, dimana ruang obyek dua dimensi terbatas pada koordinat x dan y saja. Jika bayangan adalah suatu makhluk maka pergerakannya dapat dirasakan oleh dunia bayangan. Jika manusia sebagai makhluk tiga dimensi hadir dalam dimensi bayangan, maka ketika manusia menggunakan pergerakan yang tidak dimiliki dunia bayangan maka bayangan tidak akan dapat melihat manusia .

Ini adalah gambaran Agus Mustofa, mengapa manusia tidak dapat melihat jin, karena jin berada pada dimensi ke empat yaitu langit kedua. “Bagi Dunia manusia, alam jin adalah alam ghaib. Jin bisa melihat manusia, sebaliknya manusia tidak bisa melihat jin. Namun jin bukanlah tahu-segala-galanya. Sebab, ia hanya tahu tentang langit kedua yang memang dihuninya, ditambah dunianya manusia yang dimensinya lebih rendah. Langit ketiga adalah alam ghaib bagi jin.“

Bangsa Jin di langit kedua, terkadang mencuri informasi dari langit yang lebih tinggi. Hal ini yang memungkinkan manusia ‘mengagungkan’ bangsa jin dengan keparanormalnya. Tahukah anda, bahwa ketika jin mencuri informasi, mereka dikejar oleh semburan api seperti disebutkan dalam Alqur’an QS:15;18 “Ketika Setan mencuri-curi berita yang dapat didengar dari malaikat lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.“

Secara lengkap, langit dan dimensi dapat dipaparkan demikian: Langit pertama berdimensi tiga, langit kedua berdimensi empat, langit ketiga berdimensi lima, langit keempat berdimensi enam, langit kelima berdimensi tujuh, langit keenam berdimensi delapan dan langit ketujuh berdimensi sembilan.

Agus Mustofa bertutur, Langit ketiga (dimensi lima) sampai dengan langit ketujuh (dimensi sembilan) dihuni oleh para arwah . Hal ini terbukit ketika Rasulullah SAW melakukan mi’raj ke langit ketujuh, beliau sempat bertemu dengan Nabi/rasul di masing-masing tingkatan langit sesuai dengan maqamnya (kesuciannya). Arwah orang-orang yang mencintai dunia berada pada tingkatan yang rendah, karena cintanya pada hal-hal duniawi membuatnya sulit mencapai tingkatan langit yang lebih tinggi.

Dengan demikian, perjalanan Rasulullah bersama Malaikat Jibril ke langit ke tujuh sangat mungkin merupakan perjalanan lintas dimensi. Dari dimensi tiga , berpindah bersama Jibril sampai dimensi ke 9, dari langit pertama sampai langit ketujuh. Rasulullah akhirnya mencapai dimensi ke 9 , langit ke tujuh yang disebut dengan “SIDRATUL MUNTAHA”.

Luasnya akhirat, digambarkan oleh Rasulullah sbb.: “Perbandingan antara Dunia dan Akhirat adalah seperti air samudera, celupkan jarimu ke samudera, maka, setetes air yang ada dijarimu itu adalah dunia, sedangkan air samudera yang sangat luas adalah akhirat.“


Subhanallah..!

Sumber

Friday, March 7, 2014

Pusaran Energi Kabah_-_Agus Mustofa

Agus Mustofa - Hallo sahabat Download PDf Gratis, Silahkan anda share atau download secara gratis Agus Mustofa, Semua Ebook ini Kami Share kepada Anda Secara Gratis

Pusaran Energi Kabah_-_Agus Mustofa
Pusaran Energi Kabah_-_Agus Mustofa

lihat juga


Agus Mustofa

imagebam.comDownload (PDF)
| DropBox4shared |

Download (EPUB)
| DropBox | 4shared |



Dalam kehidupannya, manusia memperoleh energi dari dua sumber. Yang pertama, dari dalam tubuhnya sendiri. Dan yang kedua, berasal dari luar dirinya. Yang dari dalam, bersumber pada kromosom dan genetika. diperolehnya secara turun temurun dari orang tuanya. misalnya:
semangat. motivasi, dan keyakinan. Sedangkan yang berasal dari luar, diperolehnya dari makanan, minuman dan berbagai interaksi manusia dengan alam sekitamya.
Energi adalah segala-galanya bagi kehidupan manusia.
Terutama yang berperan membentuk kesehatan tubuh kita. sehingga bisa mencapai kesempurnaan hidup. Terlebih lagi, energi yang berperanan dalam interaksi kita dengan Sang Maha Pencipta.
Tulisan Agus Mustofa ini merupakan ungkapan yang sangat spesifik. berkaitan dengan peranan energi yang terdapat di jagat raya ciptaan Allah. Sang Maha Besar. untuk kehidupan manusia.
Saya telah membaca karya-karya almarhum HAMKA.
Saya juga telah membaca Samudera Al Fatihah-nya almarhum Bey Arifin. Mereka telah banyak mengungkapkan kebesaran ciptaan Allah SWT lewat tulisannya. Namun, tulisan Agus Mustofa, yang Instnyur Teknik Nuklir ini terlihat lain dan sangat spesifik. Selain itu. ia telah berhasil menyentuh nurani ilmu pengetahuan yang paling dasar. Sungguh amat indah dan pas sekali. Saya kira tidak berlebihan jika kita menyejajarkan buku ini dengan karya­karya pendahulunya itu.
Saya berharap, buku ini bisa membuka alam pikiran kita semua yang membacanya. Dan mudah-mudahan. buku ini juga bisa membantu kita dalam mengungkap kebesaran Allah dengan segala ciptaan-Nya yang tersebar di sekeliling kita. Sungguh, saya menjadi merasa tiada arti di hadapan-Nya.

imagebam.comDownload (PDF)
| DropBox4shared |

Download (EPUB)
| DropBox | 4shared |



Dalam kehidupannya, manusia memperoleh energi dari dua sumber. Yang pertama, dari dalam tubuhnya sendiri. Dan yang kedua, berasal dari luar dirinya. Yang dari dalam, bersumber pada kromosom dan genetika. diperolehnya secara turun temurun dari orang tuanya. misalnya:
semangat. motivasi, dan keyakinan. Sedangkan yang berasal dari luar, diperolehnya dari makanan, minuman dan berbagai interaksi manusia dengan alam sekitamya.
Energi adalah segala-galanya bagi kehidupan manusia.
Terutama yang berperan membentuk kesehatan tubuh kita. sehingga bisa mencapai kesempurnaan hidup. Terlebih lagi, energi yang berperanan dalam interaksi kita dengan Sang Maha Pencipta.
Tulisan Agus Mustofa ini merupakan ungkapan yang sangat spesifik. berkaitan dengan peranan energi yang terdapat di jagat raya ciptaan Allah. Sang Maha Besar. untuk kehidupan manusia.
Saya telah membaca karya-karya almarhum HAMKA.
Saya juga telah membaca Samudera Al Fatihah-nya almarhum Bey Arifin. Mereka telah banyak mengungkapkan kebesaran ciptaan Allah SWT lewat tulisannya. Namun, tulisan Agus Mustofa, yang Instnyur Teknik Nuklir ini terlihat lain dan sangat spesifik. Selain itu. ia telah berhasil menyentuh nurani ilmu pengetahuan yang paling dasar. Sungguh amat indah dan pas sekali. Saya kira tidak berlebihan jika kita menyejajarkan buku ini dengan karya­karya pendahulunya itu.
Saya berharap, buku ini bisa membuka alam pikiran kita semua yang membacanya. Dan mudah-mudahan. buku ini juga bisa membantu kita dalam mengungkap kebesaran Allah dengan segala ciptaan-Nya yang tersebar di sekeliling kita. Sungguh, saya menjadi merasa tiada arti di hadapan-Nya.

imagebam.comDownload (PDF)
| DropBox4shared |

Download (EPUB)
| DropBox | 4shared |



Dalam kehidupannya, manusia memperoleh energi dari dua sumber. Yang pertama, dari dalam tubuhnya sendiri. Dan yang kedua, berasal dari luar dirinya. Yang dari dalam, bersumber pada kromosom dan genetika. diperolehnya secara turun temurun dari orang tuanya. misalnya:
semangat. motivasi, dan keyakinan. Sedangkan yang berasal dari luar, diperolehnya dari makanan, minuman dan berbagai interaksi manusia dengan alam sekitamya.
Energi adalah segala-galanya bagi kehidupan manusia.
Terutama yang berperan membentuk kesehatan tubuh kita. sehingga bisa mencapai kesempurnaan hidup. Terlebih lagi, energi yang berperanan dalam interaksi kita dengan Sang Maha Pencipta.
Tulisan Agus Mustofa ini merupakan ungkapan yang sangat spesifik. berkaitan dengan peranan energi yang terdapat di jagat raya ciptaan Allah. Sang Maha Besar. untuk kehidupan manusia.
Saya telah membaca karya-karya almarhum HAMKA.
Saya juga telah membaca Samudera Al Fatihah-nya almarhum Bey Arifin. Mereka telah banyak mengungkapkan kebesaran ciptaan Allah SWT lewat tulisannya. Namun, tulisan Agus Mustofa, yang Instnyur Teknik Nuklir ini terlihat lain dan sangat spesifik. Selain itu. ia telah berhasil menyentuh nurani ilmu pengetahuan yang paling dasar. Sungguh amat indah dan pas sekali. Saya kira tidak berlebihan jika kita menyejajarkan buku ini dengan karya­karya pendahulunya itu.
Saya berharap, buku ini bisa membuka alam pikiran kita semua yang membacanya. Dan mudah-mudahan. buku ini juga bisa membantu kita dalam mengungkap kebesaran Allah dengan segala ciptaan-Nya yang tersebar di sekeliling kita. Sungguh, saya menjadi merasa tiada arti di hadapan-Nya.